5 Langkah Menuntaskan Permasalahan BBM dan Energi

Pemerintah Indonesia sudah kehabisan akal dan mengalami kebuntuan untuk menyelesaikan masalah bahan bakar minyak (BBM), sehingga memutuskan untuk menaikkan harga dan mengurangi subidi. Walaupun kenaikan harga BBM mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, rencana tersebut disetujui oleh wakil rakyat melalui mekanime voting.

Kenaikan harga ini pasti secara langsung akan membuat beban rakyat Indonesia semakin berat. Saatnya rakyat perlu bertanya tentang peran wakil rakyat yang terhormat terhadap kepentingan rakyatnya.

Perlu diketahui, permasalahan BBM ini sebenarnya sudah bertahun-tahun menjadi wacana publik. Sayangnya langkah konkret penyelesaian persoalan tersebut selalu menggunakan alternatif terakhir, yakni mengurangi subsidi dan menaikkan harga BBM.
Alasan klasik juga selalu disampaikan bahwa harga BBM di pasar internasional meningkat, beban negara (APBN) begitu besar dan harga BBM di Indonesia terlalu murah. 


Untuk mengatasi harga BBM di pasar internasional, Indonesia bisa meninjau ulang semua kerja sama pertambangan energi dengan pihak ketiga yang umumnya adalah perusahaan asing yang ada di Indonesia.

Untuk beban negara (APBN), pemerintah seharusnya bisa mengatasi dengan mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan, sehingga pendapatan negara semakin besar. Untuk harga BBM, seharusnya Pemerintah Indonesia ketika membuat perbandingan harus jelas pembandingnya: apel dengan apel, jangan apel dengan duku.

Kenaikan BBM akan berimbas ke semua sektor perekonomian Indonesia. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan seperti obat penenang yang diberikan supaya masyarakat tidak gelisah dan marah. Persoalannya, pemerintah tidak dapat mengontrol harga sembako dan lain-lain. Harga bawang dan jengkol saja tidak dapat diatasi, apalagi yang lain. Menjelang puasa dan Lebaran, pasti harga sembako semakin mahal. Selain itu, kuatnya kepentingan politik menjelang 2014 bermain di balik naiknya harga BBM.

Pemerintah Indonesia harus melihat akar permasalahan sebenarnya terkait harga BBM. BBM menjadi masalah karena permintaan yang tinggi. Kalau regulasinya hanya menaikkan harga, pasti tidak akan menyelesaikan permasalahan. Hal ini akan terus terjadi dan terus membebani rakyat. Sampai kapan? Bisa jadi sampai harga BBM sama dengan harga pasar.

Penghematan bukan langkah yang strategis dalam mengatasi BBM dan energi di dalam negeri karena langkah tersebut tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan. Apalagi penghematannya tidak terlalu signifikan. Apabila mau melihat lebih kritis antara untung-rugi dengan adanya penghematan, maka bisa dilihat, dana yang dihemat sekitar Rp 7 triliun tapi dampak dari penghematan tersebut dengan kenaikkan BBM melebihi dari Rp 7 triliun.
Setidaknya ada tujuh langkah konkret dalam penyelesaian masalah BBM dan dampaknya ke depan yang bisa dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah Indonesia, yakni:

1. Melakukan perbaikan tata kelola energi yang ada di Indonesia yang semakin hari semakin buruk.

2. Meluruskan kembali paradigma bahwa seluruh sumber daya alam yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara, tidak boleh asing maupun swasta. Salah satunya adalah BBM.

3. Mengubah semua undang-undang yang tidak sejalan dengan point 2

4. Menurunkan ongkos produksi BBM dengan memaksimalkan fungsi Pertamina untuk memproduksi BBM serta memutus mata rantai pembelian BBM melalui pasar sekunder.

5. Perlu menyediakan transportasi umum. Berdasarkan data statistik yang banyak menggunakan BBM adalah kenderaan bermotor. Ini dilakukan karena minimnya transportasi publik di Indonesia


sumber

0 komentar:

Posting Komentar